Pengalaman Bikin Podcast feat Ulima, wqwq


Halo girls girls nan cantik, malam ini memang dingin banget atau perasaan aku saja ya, wkwk. Eh buat yang ga sengaja atau sengaja baca blogku ini, entah karena gabut terus ketemu atau memang sengaja nyari, artinya Google memang ingin mempertemukan kita, sihiyyy. 

Jadi aku mau cerita nih girls, sekarang aku sudah semester lima dan aku semakin merasa galau gundah gulana ingin dan akan jadi apa. Kenapa gitu ga ada yang ngasih tahu ke aku kalau proses menuju dewasa itu sesulit ini?:" No no no drama in my life, hiya lagunya Blackpink.

Kembali ke laptop girls....

Kalau ngikutin mimpiku sih, aku pingin jadi Make Up Artist dan berharap bisa gabung di tim Editorial Female Daily Network, lalu jadi penulis, melanjutkan bukuku yang mangkrak sejak 2014 dan akhirnya draft tulisanku hilang, huhu. 

Eh aku juga pingin buka coffee shop dan thrift shop girls, tau kan anak kuliahan itu hobi banget baju baru tapi ga semua mau mengeluarkan modal banyak, termasuk aku. Eit walau begitu, banyak juga yang ga tertarik produk thrift, ya namanya barang bekas pasti banyak pro kontranya, kalau aku tim pro, hayo ngaku siapa disini yang hobi ngethrift? wqwq. Zuzur aku sering dimarahi partner hidupku kalau abis ngethrift, hehe.

Balik ke laptop lagi girls! 

Tapi aku tahu untuk bisa capai itu semua ga sulit, eh maksudnya ga mudah. Ga mudah jalan menuju kesana girls, harus latihan dan latihan, usaha dan usaha, gagal dan gagal. Juga yang paling sulit adalah konsisten. Pernah suatu masa aku sampai dititik, apa aku bisa lanjut? 

Dan akhirnya aku coba ngelakuin apa yang aku suka, contohnya yang akan aku bahas kali ini yaitu ngebacot di Spotify dan segelintir platform senada. Salah! Bukan nyanyi girls! Salah juga! Aku bukan penyiar, ya pernah bercita-cita sih. YASH BENAR! Podcast. 

2020 emang tahunnya podcast banget sih, WFH menuntut masyarakat untuk tetap produktif supaya pikiran ga buntu. Tapi apalah dayaku hanya sebuah kentang, cuma bisa berbicara tanpa isi seperti podcastku dan cuma bisa menulis tanpa makna seperti blog yang kalian baca ini. 

Jadi waktu itu di siang hari yang cukup terik, aku lagi ngadem didepan kipas unguku. Dengan sengaja aku meminum es mangga dan memakan donat sambil memutar lagu Blackpink. Tapi aku kesal, setelah lagunya habis, tak sengaja tiba-tiba tergantikan dengan podcast, aku tak tau itu podcast siapa, tapi seperti kenal suaranya. 

Dengan sengaja aku biarkan mereka berbicara dari dalam handphoneku, sampai akhirnya aku kenal salah satu suara dari mereka yaitu suara Om Omesh, eh kapan dia nikah sama tanteku? Hehe begitulah. Selanjutnya aku seperti mengenal suara seseorang yang rutin nongol di Tonight Show, kayanya Mas Haji Darto, eh ternyata bener dong.

Waktu itu aku penasaran, aku dengerin sampai habis dan lucu dong girls, hingga akhirnya aku tahu kalau nama podcastnya adalah podkesmas, lucukan, wkwk. Tapi lebih lucunya lagi, aku ga ngerti kenapa bisa yang dibicarakan beda dengan judul kan aku jadi bingung.

Tapi aku bukan mau kritik podkesmas, aku cuma mau bilang makasih ke Om Omesh dan Mas Haji Darto, karena gara-gara mereka jadi tercetus di benak bodohku ini untuk mengajak rekan seperbodohanku, Ulima untuk bikin podcast, hahaha. 

Setelah perundingan dan rapat panjang dengan Ulima, akhirnya kami berdua sepakat untuk melahirkan generasi digital versi kami yaitu MARKIKU! MARI KITA KUCEK. Absurd banget kan girls? Apaan coba yang mau dikucek? Kata Ulima sih mulut julid, kadang suka ga sadar, padahal kita juga julid, wqwq.

Setelah perundingan selesai, akhirnya kami melakukan proses recording yang memakan waktu lima tahun lamanya, ga deng canda, cuma 5 menit kok dan dibuka langsung secara Official di akun Spotify MARKIKU oleh rekan seperbodohanku, Ulima, ya suara dia kan imut lucu. Suaraku ga lolos seleksi waktu itu, yang seleksi aku dan Ulima.

Perasaanku saat itu, mau tau? Biasa aja. Ga deng, aku merasa nyawaku bertambah satu, haha. Fyi, jujur aku merasa memiliki nyawa dan gairah baru ketika membuat karya. 

Hal itu makin aku rasakan ketika episode satu, dua dan tiga diterbitkan. Aku merasa senang, walaupun hanya lima atau enam orang yang mendengarkan, setidaknya itu menambah semangat hidupku dan membuat orang lain tahu kalau aku ini masih hidup di dunia, wqwqwq. 

Terimakasih sudah membaca cerita absurdku di kala hujan lebat malam Rabu, semoga tidurku nyenyak. See u, Luh ya!❤️




Komentar

Postingan Populer